Senin, 29 Juni 2015

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

A.  PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP

            Setiap  manusia  mempunyai  pandangan  hidup.  Pandangan  hidup  itu bersifat  kodrati. Karena  itu ia menentukan masa  depan  seseorang. Untuk  itu perlu  dijelaskan  pula apa  arti pandangan hidup.  Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah  menurut  waktu  dan tempat  hidupnya.

            Dengan  demikian  pandangan  hidup  itu bukanlah  timbul  seketika  atau  dalam  waktu yang  singkat saja, melainkan  melalui  proses  waktu yang lama dan  terus menerus,  sebingga basil  pemikiran  itu dapat  diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia  menerima  hasil pemikiran  itu sebagai pegangan,  pedoman,  arahan,  atau petunjuk yang disebut  pandangan  hidup.

            Pandangan   hidup  banyak  sekali  macamnya   dan  ragamnya,   akan  tetapi  pandangan hidup  dapat  diklasifikasikan   berdasarkan asalnya  yaitu terdiri dari  3 macam  :

(A)  Pandangan hidup yang berasal dari agama  yaitu  pandangan  hidup yang mutlak kebenarannya

(B) Pandangan  hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang  terdapat  pada  negara  tersebut.

(C)  Pandangan  hidup  hasil  renungan  yaitu pandangan  hidup yang  relatif kebenarannya.

            Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu  organisasi,  maka  pandangan  hidup  itu disebut  ideologi.  Jika  organisasi  itu organisasi politik,  ideologinya  disebut  ideologi  politik.  Jika organisasi  itu negara,  ideologinya  disebut ideologi  negara. Pandangan   hidup  pada  dasarnya  mempunyai   unsur-unsur  yaitu  cita-cita,  kebajikan, usaha,  keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan  yang tidak terpisahkan.  Cita – cita  ialah apa yang diinginkan  yang mungkin  dapat  dicapai  dengan usaha  atau perjuangan.  Tujuan  yang  hendak  dicapai  ialah kebajikan,  yaitu  segala  hal  yang baik yang membuat  manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau peIjuangan  adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.  Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan  jasmani,  dan kepercayaan  kepada  Tuhan.

IDEOLOGI

Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu ‘edios’ yang artinya gagasan atau konsep dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normatif yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi. Lahirnya ideologi itu adalah karena adanya hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk konsep bersistem yang menjadi dasar atau asas teori yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup manusia.

Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan pada Tuhan

B. KEBAJIKAN

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.. Sebagai mahluk pribadi, manuda dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakin untuk diri sendiri.
            Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka tindakan itu adalah baik. Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.

 C. KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN

Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.

Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar

Keyakinan / kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup manusia adalah sebuah pemikiran yang mendasar dan mendalam terhadap suatu hal yang kemudian di anut untuk menjadi pedoman hidup mereka.
Keyakinan / Kepercayaan itu sendiri berasal dari akal atau kekuasaan tuhan. Sebuah akal yang berfikir tentang pedoman yang di anut merupakan pemberian Allah yang kemudian di implementasikan di kehidupan nyata. Keyakinan / kepercayaan itu sendiri nantinya akan membentuk sebuah filsafat.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran Naturalisme, aliran Intelektualisme, dan aliran Gabungan (Naturalisme dan Intelektualisme).

  1. Aliran Naturalisme adalah hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan.
  2.  Aliran Intelektualisme adalah dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir.
  3.  Aliran Gabungan adalah dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib Minya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.

 D. CONTOH KASUS

* BERITA KASUS KEMATIAN ANGELINE

sedih dan perih membaca berita tentang kasus Angeline. Kasus ini menyedot perhatian publik, bocah 8 tahun yang berparas cantik ini dibunuh dan diberitakan sampai diperkosa dengan sangat keji. Hingga sampai saat ini pemeriksaan masih berlangsung oleh kepolisian.
Orang tua mana pun tentu sangat sedih dengan kejadian ini, ibu mana pun takkan sanggup melihat putrinya terbujur kaku tak bernyawa lagi, terlebih kematiannya atas ulah-ulah yang tak punya hati. Apa yang dirasakan Ibu Kandung Angeline bisa dimaklumi, tapi kesedihannya takkan bisa membawa kembali Angeline yang manis ke pangkuanNya. Kini Angeline telah kembali ke sisi-Nya.
Kasus Angeline adalah bukti bahwa kekerasan pada anak masih terjadi. Dalam data Komisi Nasional Perlindungan Anak seperti yang diberitakan di szaktudas.com (19/06/2015) tercatat sejak tahun 2010 di negeri kita telah terjadi lebih dari 21.600 kasus kekerasan dan pelecehan seksual pada anak. Dan mirisnya setiap tahun angka kasus kekerasan dan pelecehan seksual pada anak-anak Indonesia angkanya melonjak. Dari data angka itu, 50 persen lebih adalah korban kekerasan seksual. Yang sangat menyedihkan kita bahwa pada umumnya kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak justru pelakunya adalah orang-orang terdekat, atau dilakukan oleh keluarga atau orang-orang rumah dan sekolah.
Bagi anak-anak, rumah dan sekolah adalah surga, tempat mereka mengadu setiap permasalahan mereka. Namun kebanyakan anak-anak kita, kini mulai merasakan bahwa rumah dan sekolah yang selama ini menjadi surga, malah seperti penjara atau justru menjadi neraka.
Tidak hanya Angeline, di luar sana masih banyak Angeline-angeline lain yang mengalami hal serupa, hanya saja tidak menyeruak ke permukaan beritanya. Banyak pemicu sehingga kasus ini terjadi, salah satunya adalah akibat kemiskinan yang menghimpit sehingga orang tua tak mampu membayar biaya persalinan, hingga akhirnya amanah dari Allah ini diserahkan kepada orang lain yang dianggap lebih mampu. Di balik tindakan adopsi yang dilakukan, benarkah yang mengadopsi memang menyayangi sepenuh hati anak adopsinya? Ataukah ada maksud lain di balik itu semua?
Kasus Angeline mengingatkan kita pada kasus pembunuhan anak yang pernah terjadi sebelumnya pada tahun 1984. Kita diingatkan oleh rekaman seorang anak yang mengalami kekerasan hingga meninggal, Ari Hanggara yang ternyata bocah tersebut tewas di tangan bapaknya sendiri. Tragedi tewasnya bocah tersebut difilmkan agar menjadi pelajaran untuk ke depannya supaya kasus serupa tidak terjadi kembali. Namun nyatanya tidaklah demikian, anak-anak tetaplah menjadi mangsa sampai sekarang, seperti yang terjadi pada kasus Angeline.
Banyak pihak yang berharap para pelaku yang tega menghabisi nyawa anak-anak ini dihukum seberat-beratnya. Bahkan atas dugaan penelantaran anak tidak mengaburkan upaya mengungkap kasus pembunuhan sadis Angeline tersebut.
Sesungguhnya jika kita telaah, semua ini terjadi akibat peran agama ditiadakan dalam kehidupan. Jadi, selama agama hanya menjadi masalah privat dan tidak dijadikan asas untuk menata kehidupan publik, maka kasus-kasus seperti ini akan terus terjadi. Walaupun para individu pelaksana mengatakan ‘beriman dan bertaqwa’ (sebagai perilaku individu), faktanya banyak kasus kejahatan semakin sering terjadi. Inilah wajah bobrok akibat diterapkannya sistem sekuler di negeri ini. Dalam sistem ini, aturan-aturan, pandangan hidup, dan nilai-nilai Islam memang tidak pernah secara sengaja digunakan untuk menata berbagai bidang. Karena itu, di tengah-tengah sistem ini lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai agama, hingga berbagai permasalahan kejahatan terus terjadi.
Keluarga, masyarakat, dan negara bertanggung jawab terhadap kriminalitas yang dilakukan warga negaranya. Tingkat tanggung jawabnya bertambah dan puncaknya berada di negara. Menyerahkan anak kepada keluarga saja belum cukup, apabila masyarakat dan negara tidak menerapkan aturan dan sanksi untuk melindungi anak-anak dari tindak kejahatan.
Dalam pandangan Islam, negara adalah satu-satunya institusi yang dapat melindungi anak dan mengatasi persoalan anak secara sempurna. Setiap ada pelanggaran Hukum Allah, maka negara harus melaksanakan eksekusi sesuai syari’at Allah. Dengan Islam-lah anak bisa terjauh dan terhindar dari tindak kriminal, dan kewajibkan negara untuk menerapkan hukum tersebut. Tidak inginkah hidup kita selamat di dunia dan akhirat? Maka, kembalillah kepada aturan Allah Subhanahu Wa Ta’aalaa yang Maha Mengetahui, dan yang terbaik untuk manusia. Waallahu a’lam bish-Shawaab.

 

http://aangfm.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-pandangan-hidupcita.html

http://annisaakg.blogspot.com/2012/12/pandangan-hidup-dan-ideologi-sebagai.html 

https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandangan-hidup/ 


http://sarahabibah.blogspot.com/2012/06/keyakinan-atau-kepercayaan.html

https://www.islampos.com/angeline-duka-dan-pelajaran-berharga-untuk-kita-190883/